PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN CHINA MULAI KOMUNIS HINGGA MENJADI KAPITALIS

A. Communism in China

1. Akhir dari Dinasti di China

Pada akhir Dinasti di China terjadi perubahan secara besar-besaran di negara tersebut, seperti jumlah penduduk bertambah banyak, angka kematian juga semakin tinggi, dan perang terjadi dimana-mana. Banyak negara-negara barat yang mulai berdatangan ke China dengan tujuan untuk membantu mendirikan pemerintahan yang sesuai dengan sistem negara demokrasi. Salah satu pengaruh kuat dari dunia barat di China pada saat itu adalah paham Darwinisme dimana pada saat itu, Sun Yat Sen (Sun Yixian) memimpin pergerakan Partai Nasionalis (Koumintang) untuk merubah sistem aturan Dinasti China dan membentuk negara Republic of China.

Partai Nasionalis (Koumintang) yang dipimpin oleh Sun Yat Sen pada saat itu harus berusaha karena terdapat kekuatan politik lainnya yang ingin menguasai China. Kekuatan politik yang muncul tersebut adalah Partai Komunis China yang dipimpin oleh Mao Zedong (Mao Tse Tong). Sehingga pada tahun 1925, Sun Yat Sen meninggal dan kepemimpinan Partai Nasional di China digantikan oleh Jiang Jienshi (Chiang Kai Sek).Dengan meninggalnya Sun Yat Sen, maka semakin lemah kekuatan Partai Nasionalis di China. Pemikiran kedua pemimpin partai baik Mao Zedong dan Jiang Jienshi sama-sama dipengaruhi oleh paham Darwinisme, yang membedakannya adalah Jiang Jienshi beraliran fasisme sedangkan Mao Zedong beraliran komunisme.

Pada saat itu terjadi persengketaan dan perang sipil antara Partai Nasionalis China dan Partai Komunis China. Tahun 1933, Partai Komunis China berusaha untuk mencari dukungan dengan melakukan perjalanan sepanjang 6000 mil dan diikuti lebih 600.000 orang pendukungnya. Gerakan ini dikenal dengan nama the Long March. Namun, pada saat perang dunia kedua, Partai Nasionalis China dan Partai Komunis China bersatu untuk mempertahankan China dari penjajahan Jepang. Selanjutnya, setelah perang dunia kedua selesai, perang diantara kedua partai kembali terjadi. Dan pada akhirnya di tahun 1949, Partai Komunis China berhasil menguasai China (daratan) dan Partai Nasionalis China pindah dan mendirikan negara baru di China Kepulauan (Taiwan).

2. Perkembangan Komunisme di China

Mao sebagai pemimpin Partai Komunis China pada saat itu langsung mengambil alih kekuasaan kepemimpinan di China setelah mereka menang dalam perang. Berkuasanya Mao di China mendapat dukungan dari Stalin dari Uni Soviet dan menganggap China sebagai sekutu dekatnya. Masa-masa awal Mao berkuasa di China kepemilikan privat banyak dialihkan dan teror disekitar warga membuat rezim komunisme menebar ketakutan di China.

Kebijakan pertama yang dilakukan Mao untuk menangani kemiskinan di China adalah “Kebijakan Lompatan Besar Kedepan”. Kebijakan tersebut dilakukan dengan melipatgandakan produksi di China. Dengan kebijakan tersebut, Mao ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa ideologi komunisme dapat memecahkan segala permasalahan. Lahan pertanian dialihkan dari kepemilikan privat dan diolah secara bersama-sama oleh masyarakat dan dipaksa bertani dengan disiplin militer.

Selama kebijakan pengolahan lahan pertanian dilakukan, Mao melakukan beberapa kebijakan lagi diantaranya membasmi hewan pengganggu padi yaitu burung pipit dan membuat perlombaan antara kelompok-kelompok tani. Namun dari semua kebijakan tersebut banyak yang gagal karena Mao tidak tahu bahwa keompok tani banyak yang curang. Dengan kepercayaan Mao pada hasil produksi tersebut, maka banyak petani yang dialihkan kesektor lain, yaitu dengan membuat saluran Tai Hang. Dan sekali lagi, puluhan ribu petani yang akhirnya tewas dalam pengerjaanya dan kebijakan tersebut akhirnya kembali gagal. Pabrik-pabrik juga banyak yang bangkrut karena sistem kerja yang dilipatgandakan sehingga membuat mesin-mesin produksi banyak yang rusak.

Selain kebijakan yang telah disebutkan, kebijakan yang paling besar pengaruhnya adalah kebijakan melipatgandakan produksi baja. Produksi baja akan dilakukan melalui mesin-mesin produksi dan tungku-tungku kecil di masyarakat. Hutan dibabat habis untuk memenuhi kebutuhan produksi baja. Banyak lahan pertanian yang ditinggalkan sehingga menyebabkan kekeringan. Selain itu, bencana kelaparan terjadi pada tahun 1960-an. Hal dapat terjadi karena angka palsu dari jumlah produksi pertanian oleh kelompok tani.

Mao menganggap semua bencana yang terjadi dimasyarakat adalah sebagai hukuman bagi masyarakat karena tidak mau mematuhi aturan yang ditetapkan. Bahkan Mao mengambil hasil panen di desa-desa yang tidak mau mematuhinya dan membiarkannya mati kelaparan. Cara tersebut sama seperti yang terjadi di Uni Soviet. Hal ini dapat terjadi akibat cara mereka memandang manusia. Mereka menganggap manusia sama halnya dengan hewan dan tidak menganggapnya bernilai apapun. Paham ini sebagai dampak dari paham Darwinisme yang mereka agungkan. Antara tahun 1949 dan 1957 terjadi pembantaian sekitar 26 juta rakyat Turki Uighur. Mereka dibunuh dengan serangkaian uji coba nuklir sebanyak 46 kali dan menewaskan 210.000 orang di Turkmenistan Timur.

Selama masa pengasingannya, Mao ternyata sedang memikirkan perubahan besar bagi rakyat China. Mao ingin menyebarkan paham komunisme dengan buku kecil merahnya dan menyebarkannya ke kalangan pelajar. Banyak kalangan pelajar saat itu yang berhasil dicuci otaknya oleh paham Maoisme. Mereka bahkan sangat mengaggungkan Mao. Setelah dicuci otaknya, para pelajar banyak yang berhenti sekolah dan medirikan laskar merah. Mereka melakukan protes terhadap guru, manajer, bahkan orangtuanya sendiri dan menyerang diplomat barat yang ada di China. Dan banyak guru-guru yang pada saat itu dianggap menentang komunisme dan pemerintahan akhirnya dibunuh secara masal. Selain propaganda dengan buku kecil merah, Mao juga menyebarkan paham komunisme dengan propaganda artis dan aktor. Namun, pada akhirnya laskar merah justru menimbulkan kekacauan dimana-mana. Sehingga Mao memerintahkan tentara untuk mengamankan mereka dan memindahkannya ke ladang-ladang pertanian di pedesaan.

Tepat pada 9 September 1976 akhirnya Mao meninggal. Banyak masyarakat terutama yang mendukung paham komunisme sedih atas meninggalnya Mao. Mereka menganggap Mao adalah sebagai sosok manusia super. Hingga meninggalnya Mao, setidaknya ia telah bertanggung jawab atas meninggalnya 50 juta orang semasa kepemimpinannya di China. Namun, meninggalnya Mao bukan berati paham Komunisme hilang. Bahkan ideologinya tetap ada dan terus menumpahkan darah di berbagai negara. Paham Maoisme ternyata juga diadopsi di Albania, Korea Utara, Kamboja dan Generasi ‘68.

B. China Modern Economy

1. Perkembangan Ekonomi China di abad 21.

Reformasi China yang dimulai pada tahun 1978 telah membuat pertumbuhan investasi, konsumsi, dan standar hidup di China mengalami peningkatan yang signifikan. Namun, masih banyak orang China yang belum dapat menikmati hasil dari perkembangan perekonomian. Perekonomian China sebenarnya belum sepenuhnya bebas karena pemerintah yang berkuasa saat ini yaitu Partai Komunis China masih turun secara langsung mempengaruhi pertumbuhan ekonominya dengan beberapa perusahaan milik pemerintah China. Misalnya pada saat krisis 2008-2009, pemerintah secara hati-hati bertindak langsung dalam menangani krisis di China, sehingga China dapat tumbuh positif pada saat itu. Dengan kombinasi mekanisme pasar dan peran pemerintah yang tepat membuat perekonomian China dapat terhindar dari krisis 2008-2009

Perekonomian China telah mengalami perkembangan pesat seiring dengan perekonomian yang menjadi lebih terbuka yang dipelopori oleh Deng Xiaoping. Berdasarkan data dari Wikipedia, pada tahun 2010 Republik Rakyat China atau RRC telah menjadi negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia dari segi GDP dan keseimbangan belanja setelah Amerika Serikat. Dengan demikian China secara perlahan telah menggeser posisi Jerman di peringkat ketiga dan Jepang di peringkat kedua.

Pesatnya perkembangan ekonomi China ditopang dengan pertumbuhan ekonomi nya yang merupakan tertingi di dunia dengan pertumbuhan rata-rata 10% dalam 30 tahun terakhir. Selain itu, China juga merupakan negara kreditur terbesar di dunia dan memiliki kira-kira 20,8% dari kepemilikan asing obligasi pemerintah Amerika Serikat. Dan banyak lembaga internasional seperti IMF, World Bank, dan Standard Chartered Bank yang memprediksi perekonomian China akan menyamai Amerika Serikat pada tahun 2020.

2. Permasalahan Perekonomian Di China

  • Kepemilikan Pemerintah Masih Mendominasi

Hampir semua lembaga keuangan di China dimiliki oleh negara dan sekitar 98% aset perbankan merupakan milik pemerintah. Di tahun 2012, perusahaan miliki pemerintah (BUMN) menjadi tulang punggung ekonomi di China yang memproduksi lebih dari 50% barang dan jasa dan memperkerjakan setengah dari jumlah tenaga kerja di China. Perusahaan milik pemerintah yang terbesar adalah State Grid Corporation of China dan China National Petroleum Corporation and Sinopec. Sedangkan ditahun 2011, 35% aktivitas bisnis dan 43% keuntungan yang dikuasai oleh perusahaan milik pemerintah China. Sehingga The New York Times mengkritik bahwa perusahaan milik pemerintah telah melakukan korupsi dan kolusi oleh pihak keluarga yang memperkaya diri mereka.

  • Ketimpangan Pembangunan Regional

Ketimpangan pembangunan di China terjadi antara regional bagian Barat (Tibet) dan regional Timur (Pantai Timur China). Hal ini terjadi karena ketidakseimbangan perekembangan sitem transportasi di China, perbedaan sumber daya alam dan manusia disetiap daerah, dan perbedaan infrastruktur industri menjadi penyebab signifikan perbedaan perekonomian di China. Pemerintah lebih cenderung memperhatikan daerah pantai timur China dibandingkan daratan China disebelah barat. Sehingga pemerintah China saat ini telah fokus pada pengembangan 3 proyek yang menghubungkan antara China Timur dan China Barat. Ketiga proyek tersebut adalah the West-to-East Electricity Transmission, the West-to-East Gas Transmission, dan the South-North Water Transfer Project.

  • Kemiskinan

Golongan kelas menengah di China memang semakin meningkat. Namun, sekitar 75 juta orang yang umumnya tinggal di pedesaan masih hidup dalam kemiskinan dengan penghasilan 31 sen perhari. Peningkatan golongan kelas menengah yang mendapatkan keuntungan lebih sebenarnya dapat menyebabkan disparitas antara yang kaya dan yang miskin. Sekitar 50% pajak individu dimanfaatkan hanya pada kalangan tertentu dan parahnya lagi, sekitar 80% perusahaan privat menghindar untuk membayar pajak.

Selain itu, jumlah penduduk yang semakin meningkat di China menyebabkan mencari pekerjaan di China bukanlah hal yang mudah. Bahkan untuk bekerja diladang-ladang pertanian juga sangat susah karena strutur tanah di China kurang subur untuk bertani. Sehingga banyak orang pedesan yang melakukan urbanisasi ke kota dan meninggalkan lahan-lahan pertaniananya. Dan akhirnya kesejahteraan di pedesaan semakin tertinggal dengan daerah perkotaan.

  • Kerusakan Lingkungan

Industrialisasi besar-besaran sebenarnya tidak hanya memberikan dampak positif bagi perekonomian negara. Namun, Industrialisasi juga memberikan dampak berupa semakin terbatasnya sumber daya dan kerusakaan pada lingkungan. Kerusakan lingkungan di China disebabkan karena Industrialisasi yang tidak hanya terjadi di perkotaan melainkan di pedesaan juga. Sehingga kerusakan lingkungan di China sebenarnya telah menyebar ke berbagai daerah di China.

Sejak tahun 1980an di China telah mengalami perkembangan industrialsisasi yang pesat. Hal ini menyebabkan polusi udara yang parah dan degradasi hutan. Selain itu masalah limbah industri juga menjadi masalah karena tidak hanya menyebabkan kerusakan lingkungan tetapi juga membahayakan masyarakat sekitar perusahaan. Beberapa limbah pabrik seperti pabrik bahan-bahan kimia dapat membahayakan kesehatan masyarakat sekitar pabrik.

Banyak masyarakat yang memprotes pengusaha yang mendirikan di daerahnya. Sehingga dibuat sebuah aturan bahwa batas jarak antara perusahaan dan perkampungan warga harus sekitar 800 m. Namun, banyak perusahaan yang melanggarnya. Masyarakat protes terhadap pendirian perusahaan yang melanggar aturan tersebut karena dapat membahayakan mereka dan menyebabkan beberapa penyakit berbahaya seperti kanker. Namun hal tersebut tidak diperhatikan oleh pemerintah setempat. Sehingga dampaknya tingkat kematian akibat limbah pabrik semakin tinggi di China.

Selain itu, limbah-limbah yang dihasilkan tidak hanya dihasilkan oleh perusahaan, tetapi juga oleh negara lain diluar China seperti Amerika serikat, Australia, dan Jepang. Limbah-limbah tersebut berupa perangkat komputer maupun gadget lainnya yang sudah tidak terpakai lagi. Dan dari limbah-limbah tersebut, masyarakat mengolahnya kembali untuk diproduksi kembali oleh perusahaan. Banyak masyarakat yang tidak tahu bahwa limbah-limbah tersebut sebenarnya dapat membahayakan kesehatan mereka.

Leave a comment